Al-Kindi Saintis Serba Bisa
Di kalangan sarjana
muslim atau
sarjana Barat, AI-Kindi dikenal sebagai saintis serba bisa. Betapa tidak, ilmu pengetahuan dari kebudayaan, sains, hingga
filsafat, sangat
dia kuasai sehingga
banyak sarjana lain menghormatinya.
Sarjana Barat, seperti Gronemo Cardano dan Bacon menganggapnya
sebagai pemikir ulung dalam sejarah dunia. Al-Kindi sangat pakar dalam bidang
optik dan merupakan
filsuf jenius bangsa Arab.
Saintis bernama lengkap Abu Yusuf Ya'kub bin Ishak Al-Kindi, dikenal oleh sarjana
bangsa Barat dengan Al-Kindus. Dia lahir pada tahun 809 M di Kufah (sekarang dikenal dengan Arab
Saudi). Dia keturunan suku Kindah, Arab Selatan. Keluarganya sangat terhormat
karena ayahnya
menjabat Gubernur Kufah pada masa Khalifah Al-Mahdi (775—785
M) dan Ar Rasyid (786—809 M).
Al-Kindi lahir di tengah keluarga yang sangat kaya dengan ilmu
pengetahuan. Sejak masih kecil sebelum kepindahannya ke Basra untuk menempuh
pendidikan, Al-Kindi telah menunjukkan kecerdasan dan minatnya yang besar pada ilmu
dan teknologi.
Saat itu kota Basra terkenal sebagai tempat persemaian gerakan
intelektual dan pusat ilmu pengetahuan yang berpengaruh. Sebuah kota yang menjanjikan harapan
bagi para pembelajar ilmu. Kemudian, dia pindah ke Baghdad dan menyelesaikan pendidikannya di
sana.
Al-Kindi hidup selama masa pemerintahan Daulah Ab-basiyah; Al-Amin (809—813 M), Al-Ma'mun (813— 833
M), Al-Mu'tashim (833—842 M), Al-Watiq (842—847 M), dan Al-Mu'tawakkil (847—861 M).
Dengan
para khalifah
tersebut, Al-Kindi menjalin hubungan
erat, yang di kemudian hari mengantarkan dirinya mendapat dukungan yang besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Sepanjang hidupnya, selain dikenal sebagai filsuf, Al-Kindi juga termasuk ilmuwan
yang disegani. Selama abad ke-9 M, dia termasuk salah seorang yang gemilang namanya dalam dunia
ilmu kimia dan ilmu fisika. Perpustakaan pribadinya, Al-Kindiyah, dipenuhi
ribuan koleksi berbagai disiplin ilmu, yang merupakan sumber informasi
pengetahuannya.
Karya-karya pemikiran Al-Kindi banyak menyoroti masalah logika dan
matematika. Selain itu, dia juga menulis berbagai ulasan buku karya ilmuwan
Aristoteles yang berbeda, di antaranya pengantar atau menulis tentang logika
menurut pikirannya sendiri.
Menurut
Al-Kindi, logika itu perlu untuk persiapan sebagai seorang filsuf, walaupun
tidak terlalu penting dibandingkan pentingnya matematika. Menurut Al-Kindi, seseorang hendaknya
jangan bercita-cita untuk mengetahui prinsip-prinsip pertama tentang segala sesuatu tanpa
menguasai matematika karena penalaran matematis bagi Al-Kindi lebih fundamental
dibandingkan dengan logika.
Al-Kindi memandang alam semesta ini terdiri atas sfera-sfera sepusat
yang berputar di sekeliling bumi yang tidak bergerak. Di luar alam semesta ini,
tidak ada kehampaan
atau kepenuhan dengan benda. Pada pusat alam semesta itu juga, terletak bumi yang
dikelilingi langit yang di luarnya adalah sfera-sfera dari unsur-unsur yang sederhana. Dari bumi
ke arah luar, diatur menurut kepadatan.
Sfera-sfera ini adalah air, udara, dan api. Pengaturan
ini sesuai dengan alam fisis tiap unsur.
Al-Kindi
berteori bahwa alam bumi dan air bergerak ke pusat bumi, sedangkan alam udara dan api justru menjauhinya. Kemudian, setiap unsur memiliki dua
sifat. Api bersifat panas dan
kering, udara bersifat panas dan lembap,
air bersifat dingin dan lembap, sedangkan bumi bersifat dingin dan kering. Bagi Al-Kindi, keempat unsur sederhana itu berada diluar jangkauan hukum
kehancuran karena sifatnya yang
tidak dapat terbagi-bagi. Akan tetapi, tidak
seperti halnya Aristoteles dan Ptolemeus, Al-Kindi yakin bahwa nasib terakhir unsur tersebut tetap
berada di tangan Tuhan, yang akan
membuatnya abadi selama Dia
menghendaki demikian.
Dalam catatan biografi Al-Kindi—Al-Muntakhab— terlihat bahwa dia merupakan orang pertama termasyhur di antara kaum muslim di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya, seperti tata bahasa, sastra, ilmu kedokteran, dan seni. Keutamaan-keutamaan
yang jarang sekali terpadu dalam diri seorang
individu tunggal. Semua karya terjemahan, koreksi, ulasan, dan karya orisinal Al-Kindi Iainnya menjadikan
dirinya sebagai penggerak ilmu pengetahuan
hingga mencapai puncaknya sekarang ini.
Ia menjadi pelopor utama dalam
memperkenalkan berbagai masalah metafisika, psikologi, etika, geometri, astronomi, fisiologi,
optika, serta pendekatan yang berdasarkan
metode logika dan ilmiah ke alam pikiran
muslim Arab.
muslim Arab.
Di bidang farmasi, Al-Kindi mencoba
menetapkan bahwa efektivitas obat-obat campuran bergantung pada hubungan matematis
antarbahan obat itu. Penjelasannya tentang warna langit yang biru memberikan
perhatian yang besar. la juga memperlihatkan keaslian dan kebebasan berpikir dalam
karya-karyanya.
Dalam
buku De Subtilitate, Gronimo Cardano mencatat Al-Kindi di antara viri
subtilitate praestantes. Dia berbagi kehormatan yang sama dengan nama-nama besar, seperti
Al-Khawarizmi, Ptolemy, Euclides, dan Aristoteles.
Adapun
dalam salah satu buku Roger Bacon, Opus Magus, dia mencatat bahwa
Al-Kindi, seperti halnya ideus, mengukuhkan bahwa penglihatan tidak pernah menentukan jarak
antara penglihatan itu dan objek yang terlihat, ataupun ukuran dari objek yang terlihat atau kedudukan serta situasinya kalau cahaya visual
tidak lewat ke objek yang terlihat
dan tidak atas objek itu, menangkap
permukaannya serta mencakup berbagai ekstremitasnya.
Dibandingkan karyanya di bidang filsafat, sebetulnya berbagai karya
ilmiahnya dalam bidang ilmu pengetahuan eksakta jauh lebih banyak. Oleh karena
itu, banyak peneliti yang menganggap Al-Kindi hanya sebagai ilmuwan dan bukan seorang filsuf.
Minatnya yang amat besar di bidang eksakta tidak diragukan lagi. Walau begitu, kita tidak meragukan sumbangannya dalam merintis filsafat
muslim Arab.
Satu jilid yang sangat berguna mengenai karya-karyanya terbit di
Baghdad bertepatan dengan peringatan 1000 tahun Al-Kindi yang diselenggarakan
pada tahun 1962 dan dipersiapkan oleh Prof. Richard J .Me Carthy, S.J. berjudul at-Tasyanif
al-Mansubah ila Faylasuf al-'Arab.
Buah Pemikiran Al-Kindi sebagai Saintis
Buah pemikiran Al-Kindi selalu ditunggu para kolega dan sesama ilmuwan
di seluruh dunia. Berikut ini beberapa karya monumental Al-Kindi.
1. Bidang astronomi: Risalah fi Masa'il
Su'ila anha min Ahwal al-Kawakib (jawaban terhadap berbagai pernyataan tentang keadaan
planet-planet), Risalah fi Jawab Masa’il Thabi'iyyah fi Kayfiyyat Nujumiyyah (pemecahan berbagai
soal fisi tentang sifat-sifat perbintangan) dan Risalah fi anna Ru'yat al-Hilal la Tudhbathu bi al-Haqiqah wa innama al-Qawl
fiha bi at-Taqrib (bahwa pengamatan
astronomis Bulan Baru tidak dapat
ditentukan dengan ketetapan mutlak), Risalah fi Mathrah asy-Syu'aa (tentang Proyeksi Sinar), Risalah fi Fashlayn
(tentang musim panas dan musim dingin), dan Fi asy-Syu'a'at (tentang sinar
bintang).
2.
Bidang Meteorologi: Risalah fi 'illat
Kawnu adh-Dha- bab (tentang sebab asal mula kabut), Risalah fi Atsar alladzi Yazhharu fi
al-Jaww waYusamma Kawkaban (tentang
tanda yang tampak di langit dan disebut sebuah
planet), Risalah fi 'illat Ikhtilaf Anwa'us Sanah (tentang sebab perbedaan dalam tahun-tahun), Risalah fi 'illat allati laba Yabrudu 'ala
al-Jaww wa
Yaskhunu maqaruba min al-Ardh (tentang alasan mengapa bagian atas atmosfer tetap dingin, sedangkan bagian lebih dekat dengan bumi tetap panas).
Yaskhunu maqaruba min al-Ardh (tentang alasan mengapa bagian atas atmosfer tetap dingin, sedangkan bagian lebih dekat dengan bumi tetap panas).
3.
Bidang Farmakologi: Risalah fi 'illat
Nafts ad-Damm, tentang hemoptesis (batuk darah dari saluran pernapasan), Risalah
fi Asyfiyat as-Sumum, (tentang obat penawar racun), Risalah fi 'illat al-Judzam wa Asyfiyatuhu (tentang
penyakit lepra dan pengobatannya), Risalah fi 'Adhat al-Kalb al-Kalib (tentang rabies), dan
Risalah fi 'illat Baharin al-Amradh al-Haddah (sebab igauan dalam penyakit-penyakit akut).
4.
Di bidang Geometri: Risalah fi 'Amal
Syakl al-Mu- tawassithayn (konstruksi bentuk garis-garis tengah), Risalah fi Taqrib
Watar ad-Da'irah (perhitungan yang mendekati dari daftar tali busur-tali busur sebuah lingkaran), Risalah fi Taqrib Qawl Arsyamidas fi
Qadar Quthr ad-Da'irah min Muhithiha
(perhitungan teori Archimedes yang
mendekati mengenai besarnya suatu
diameter, yang diketahui dari kelilingnya).
diameter, yang diketahui dari kelilingnya).
5.
Di bidang llmu hitung: Risalah fi
Madkhal ila al-Aritmathiqi (pengantar ilmu hitung), Risalah fi al-Kammiyat,
al-Mudhafah (tentang jumlah relatif), Kitab fi al-Khalq an-Nusbiyah wa
az-Zamaniyah (mengukur perbandingan-perbandingan dan masa), Risalah fi at-Tawhid min Jihat
al-A'dad (keesaan dari segi angka-angka).
6.
Di bidang Logika: Risalatuhu fi
Madkha al-Mantiq bilstifa al-Qawl fihi (pengantar lengkap logika), Risalah fi al-lbanah
'an Qawl Bathlimayus fi al-Awwal Kitabihi al-Majithi 'an Qawl Aristhathalis Ji
Analuthiqa (penjelasan ulasan Ptolemy pada permulaan almagest, mengenai apa yang dikatakan
Aristoteles dalam analitiknya), dan Ikhtisar Kitab Isaghuji li Farfuris (ringkasan
Eisagoge Porphyry).
Al-Kindi
meninggal pada tahun 252 H/866 M, suatu kematian yang sunyi. Sebagai seorang filsuf.
Dia memang pencinta kesenyapan dan kearifan.
sumber: Edi Warsidi.2007. Ilmuwan Muslim yang Mengubah Dunia. Bandung: ARMICO
0 comments:
Post a Comment