Muhammad bin Abdullah ( 570-632 M ) - Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam






Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam  “1”  Muhammad bin Abdullah ( 570-632 M )


Muhammad bin Abdullah adalah pembawa risalah, pembangun umat, dan pendiri sebuah kedaulatan negara. Dia menyampaikan risalahnya di kota Mekah pada tahun 610 Masehi. Hingga hari ini, risalahnya telah diikuti oleh sepertujuh penduduk dunia, terdiri atas pelbagai ras. Bahkan, suatu pemerintahan kecil yang dia dirikan di kota Madinah—yang pengaruhnya kemudian menyebar ke seluruh pelosok Jazirah Arabia sebelum dia meninggal dunia hingga satu abad setelah itu—menjadi sebuah imperium besar pada abad pertengahan.

Muhammad tumbuh di tengah-tengah lingkungan yang bobrok dan rusak. Di antara tanda kebejatan itu ialah fanatisme kesukuan, pemisahan antara kelompok kaya dan miskin, kerusakan agama karena menitikberatkan pada penyembahan berhala, mudahnya seseorang menghilangkan nyawa dan merampas harta orang lain, serta hilangnya konsep umat dan negara atau kehidupan politik.

Selama dua puluh tahun, dia mampu menyingkirkan semua bentuk kerusakan itu, menyatukan suku-suku yang terpecah-belah menjadi bangsa Arab yang bersatu, dan meletakkan keimanan sebagai pengikat tali persaudaraan antara seorang Muslim dengan saudaranya. "Sesunguhnya orang Mukmin itu Bersaudara."

Menurut ajaran agama yang dibawanya, manusia bertindak sebagai wakil kekayaan dan harta bendanya. Bahkan, orang fakir juga memiliki hak dalam harta kekayaan tersebut.

Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang-orang miskin yang tidak mendapatkan bagian. (QS 51:19)

Muhammad meletakkan kembali berhala-berhala ke tempat asalnya, —ke dalam tanah—dan mengajak kembali kaumnya untuk menyembah Tuhan yang tiada sekutu bagi-Nya, di atas bumi, langit, dan semua materi yang ada. Dia mengembalikan hak-hak kaum wanita yang terampas pada zaman Jahiliyah. Menurutnya, wanita memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam menjalankan ibadat, melakukan kegiatan sosial, dan dalam hal-hal lainnya.

Semua nabi sebelum Muhammad hanya menjadi pelita bagi kaumnya, tetapi Muhammad menjadi pelita bagi alam semesta. Dia memperlakukan manusia sebagai sosok manusia. Dia percaya kepada semua nabi sebelumnya berikut risalah yang dibawa oleh mereka, dan perubahan-perubahan yang telah dilakukan oleh mereka.

Muhammad mengajak orang yang mempercayainya untuk percaya kepada mereka. Dia mengajarkan bahwa kebenaran hanya ada satu pada setiap zaman, seperti yang telah diserukan oleh para nabi sebelum dirinya. Dia mengajak kepada ajaran yang disampaikan oleh mereka. Dia diutus untuk menyampaikan risalah mereka, meneruskan ajaran mereka, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan mereka. Dia diutus untuk menyampaikan risalah sesuai dengan kemajuan zaman. Risalahnya berlaku untuk semua golongan, untuk seluruh alam semesta.

Muhammad tidak pernah membedakan antara bangsa Arab dan bukan Arab, antara yang kaya dan yang miskin, antara yang putih dan yang hitam, antara satu golongan dengan golongan lainnya, ataupun antara Timur dan Barat. Muhammad tidak pernah terpengaruh dengan ras dan kebangsaan ketika menyampaikan ajarannya, dan juga tidak dipengaruhi oleh aristokratisme. Ajarannya mengajarkan bahwa manusia adalah bersaudara: orang putih adalah saudara orang hitam, laki-laki adalah saudara perempuan, orang kaya adalah saudara orang miskin, dan raja adalah saudara rakyat jelata.

Muhammad tidak pernah mengajarkan kepada pengikutnya yang beriman dan bertakwa untuk menjauhi dunia. Muhammad menginginkan agar pengikutnya menjadi suatu kekuatan untuk memberantas kejahatan serta menjadi jalan bagi kebaikan. Dia mengajari pengikutnya agar hidup harmonis dengan orang yang berada di sekitar mereka. Kemauan keras untuk menjalankan ajaran agama tidak harus menjadikan dirinya sebagai paderi yang hidup di biara-biara yang meninggalkan dunia karena mementingkan urusan agama. Muhammad menginginkan agar umatnya bertakwa kepada Allah, tetapi tidak melupakan urusan dunia mereka. Mereka boleh berdagang tetapi, tidak melupakan salat. Mereka boleh memiliki harta kekayaan yang melimpah, tetapi mau mengeluarkan zakat. Mereka dianjurkan menikah dan bersikap lemah lembut kepada istri mereka. Mereka hendaknya bekerja mengejar dunia seolah-olah mereka akan hidup selama-selamanya, dan mengerjakan urusan akhirat seolah mereka akan mati esok hari.

Muhammad sendiri adalah sosok teladan yang paling baik dalam mitos dan realitas. Dia berangan-angan mewujudkan suatu masyarakat yang lebih baik daripada masyarakat jahiliyah yang dia sendiri hidup di dalamnya. Dalam pada itu, ketika dia mulai melangkah dan melaksanakan angan-angannya, dia sangat hati-hati menerapkan ajarannya dengan kenyataan yang ada di lapangan dan tingkat budaya yang telah dicapai oleh kaumnya. Dia melihat ke depan dengan pelajaran yang telah dialami pada masa lampau. Dia sangat yakin bahwa perkembangan bertahap, perlahan, dan penuh kebijakan adalah sangat penting.

Muhammad sangat berani menghadapi semua tuntutan yang diperlukan dalam dakwahnya. Bahkan, dia pernah mengalami siksaan yang harus dihadapinya. Jika dia gagal dalam satu langkah, dia mengambil langkah yang lain. Jika ada keluarganya yang memisahkan diri darinya, dia tidak merasa gentar. Jika tentaranya kalah dalam peperangan, dia tetap tabah dan berani. Tatkala dia memperoleh kemenangan dalam suatu peperangan atas musuhnya, dia mampu mengendalikan nafsu dan kekerasannya sesuai dengan kedudukannya sebagai pemimpin negara. Padahal, sejarah belum pernah menyebutkan adanya seorang pemimpin yang berhasil menaklukan sebuah kota, tetapi tidak memorak-porandakan seisi kota itu danm—karena rasa dendam-nya—membunuhi penduduknya. Muhammad tidaklah demikian. Dia mengingatkan orang kepada ajarannya. Dia memberi petunjuk kepada jalan terbaik yang mesti dilalui untuk mencapainya. Dia sangat senang jika orang bisa melakukannya. Jika dia pernah menyuruh menghancurkan berhala di kota Mekah, hal itu bukan berarti bahwa orang Quraisy itu sebagai penyebab kesengsaraannya. "Pergilah, karena sesungguhnya kalian adalah orang-orang yang terbebaskan." Muhammad senantiasa membuka pintu maaf untuk mereka, sekaligus menjadikan mereka sebagai kekuatan andal yang berkhidmat kepada agama dan umat yang baru. Muhammad telah membuat contoh dan teladan yang sangat anggun. la menggabungkan antara kekuatan dan kasih sayang, antara kekerasan dan ampunan. la senantiasa menganjurkan keharmonisan.

Dapat diyakinkan bahwa Muhammad adalah pribadi yang paling cemerlang dalam sejarah bangsa Arab, bahkan sejarah manusia pada umumnya. Dalam dirinya terhimpun berbagai sifat yang tidak dimiliki oleh siapa pun, baik pribadi sebagai seorang nabi, pemimpin, panglima perang, pemimpin negara, serdadu perang, orator, guru, maupun administrator.

Kemampuannya berhasil mengendalikan urusan umatnya, sekaligus mengarahkan mereka ke arah kehidupan dunia dan suasana keruhanian umatnya yang belum pernah dicapai oleh para nabi sebelumnya.

Sumber : Husayn Ahmad Amin. 2001. Seratus Tokoh Islam Dalam Sejarah Islam. PT Remaja Rosdakarya: Bandung


Thanks You For Visiting | Jangan Lupa Comment ya....!
Share on Google Plus

About Unknown

Satrio Utama Nopenri (Rio Anderta)
Kontak:
FB: https://www.facebook.com/RioAnderta
Twitter: @Anderta
Instagram: rioanderta
Email: rioanderta90@gmail.com

0 comments:

Post a Comment