Muhammad bin Abdullah adalah pembawa risalah, pembangun umat,
dan pendiri sebuah kedaulatan negara. Dia menyampaikan risalahnya di kota Mekah
pada tahun 610 Masehi. Hingga hari ini, risalahnya telah diikuti oleh
sepertujuh penduduk dunia, terdiri atas pelbagai ras. Bahkan, suatu
pemerintahan kecil yang dia dirikan di kota Madinah—yang pengaruhnya kemudian
menyebar ke seluruh pelosok Jazirah Arabia sebelum dia meninggal dunia hingga
satu abad setelah itu—menjadi sebuah imperium besar pada abad pertengahan.
Muhammad tumbuh di tengah-tengah lingkungan yang
bobrok dan rusak. Di antara tanda kebejatan itu ialah fanatisme kesukuan,
pemisahan antara kelompok kaya dan miskin, kerusakan agama karena menitikberatkan
pada penyembahan berhala, mudahnya seseorang menghilangkan nyawa dan merampas
harta orang lain, serta hilangnya konsep umat dan negara atau kehidupan
politik.
Selama dua puluh tahun, dia mampu
menyingkirkan semua bentuk kerusakan itu, menyatukan suku-suku yang
terpecah-belah menjadi bangsa Arab yang bersatu, dan meletakkan keimanan
sebagai pengikat tali persaudaraan antara seorang Muslim dengan saudaranya.
"Sesunguhnya orang Mukmin itu
Bersaudara."
Menurut ajaran agama yang dibawanya,
manusia bertindak sebagai wakil kekayaan dan harta bendanya. Bahkan, orang
fakir juga memiliki hak dalam harta kekayaan tersebut.
Dan pada harta-harta mereka
ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang-orang miskin yang tidak
mendapatkan bagian. (QS
51:19)
Muhammad meletakkan kembali berhala-berhala ke
tempat asalnya, —ke dalam tanah—dan mengajak kembali kaumnya untuk menyembah
Tuhan yang tiada sekutu bagi-Nya, di atas bumi, langit, dan semua materi yang
ada. Dia mengembalikan hak-hak kaum wanita yang terampas pada zaman Jahiliyah. Menurutnya, wanita
memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam menjalankan ibadat, melakukan
kegiatan sosial, dan dalam hal-hal lainnya.
Semua nabi sebelum Muhammad hanya
menjadi pelita bagi kaumnya, tetapi Muhammad menjadi pelita bagi alam
semesta. Dia memperlakukan manusia sebagai sosok manusia. Dia percaya kepada
semua nabi sebelumnya berikut risalah yang dibawa oleh mereka, dan
perubahan-perubahan yang telah dilakukan oleh mereka.
Muhammad mengajak orang yang mempercayainya untuk
percaya kepada mereka. Dia mengajarkan bahwa kebenaran hanya ada satu pada
setiap zaman, seperti yang telah diserukan oleh para nabi sebelum dirinya. Dia
mengajak kepada ajaran yang disampaikan oleh mereka. Dia diutus untuk
menyampaikan risalah mereka, meneruskan ajaran mereka, dan memperbaiki
kekurangan-kekurangan mereka. Dia diutus untuk menyampaikan risalah sesuai
dengan kemajuan zaman. Risalahnya berlaku untuk semua golongan, untuk seluruh
alam semesta.
Muhammad tidak pernah membedakan antara bangsa Arab
dan bukan Arab, antara yang kaya dan yang miskin, antara yang putih dan yang
hitam, antara satu golongan dengan golongan lainnya, ataupun antara Timur dan
Barat. Muhammad tidak pernah terpengaruh dengan ras dan kebangsaan
ketika menyampaikan ajarannya, dan juga tidak dipengaruhi oleh aristokratisme.
Ajarannya mengajarkan bahwa manusia adalah bersaudara: orang putih adalah
saudara orang hitam, laki-laki adalah saudara perempuan, orang kaya adalah
saudara orang miskin, dan raja adalah saudara rakyat jelata.
Muhammad tidak pernah mengajarkan kepada
pengikutnya yang beriman dan bertakwa untuk menjauhi dunia. Muhammad
menginginkan agar pengikutnya menjadi suatu kekuatan untuk memberantas
kejahatan serta menjadi jalan bagi kebaikan. Dia mengajari pengikutnya agar
hidup harmonis dengan orang yang berada di sekitar mereka. Kemauan keras untuk
menjalankan ajaran agama tidak harus menjadikan dirinya sebagai paderi yang
hidup di biara-biara yang meninggalkan dunia karena mementingkan urusan agama. Muhammad
menginginkan agar umatnya bertakwa kepada Allah, tetapi tidak melupakan urusan
dunia mereka. Mereka boleh berdagang tetapi, tidak melupakan salat. Mereka
boleh memiliki harta kekayaan yang melimpah, tetapi mau mengeluarkan zakat.
Mereka dianjurkan menikah dan bersikap lemah lembut kepada istri mereka. Mereka
hendaknya bekerja mengejar dunia seolah-olah mereka akan hidup
selama-selamanya, dan mengerjakan urusan akhirat seolah mereka akan mati esok
hari.
Muhammad sendiri adalah sosok teladan yang paling
baik dalam mitos dan realitas. Dia berangan-angan mewujudkan suatu masyarakat
yang lebih baik daripada masyarakat jahiliyah yang dia sendiri hidup di
dalamnya. Dalam pada itu, ketika dia mulai melangkah dan melaksanakan
angan-angannya, dia sangat hati-hati menerapkan ajarannya dengan kenyataan yang
ada di lapangan dan tingkat budaya yang telah dicapai oleh kaumnya. Dia melihat
ke depan dengan pelajaran yang telah dialami pada masa lampau. Dia sangat yakin
bahwa perkembangan bertahap, perlahan, dan penuh kebijakan adalah sangat
penting.
Muhammad sangat berani menghadapi semua tuntutan
yang diperlukan dalam dakwahnya. Bahkan, dia pernah mengalami siksaan yang
harus dihadapinya. Jika dia gagal dalam satu langkah, dia mengambil langkah
yang lain. Jika ada keluarganya yang memisahkan diri darinya, dia tidak merasa
gentar. Jika tentaranya kalah dalam peperangan, dia tetap tabah dan berani.
Tatkala dia memperoleh kemenangan dalam suatu peperangan atas musuhnya, dia
mampu mengendalikan nafsu dan kekerasannya sesuai dengan kedudukannya sebagai
pemimpin negara. Padahal, sejarah belum pernah menyebutkan adanya seorang
pemimpin yang berhasil menaklukan sebuah kota, tetapi tidak memorak-porandakan seisi kota itu
danm—karena rasa
dendam-nya—membunuhi penduduknya. Muhammad tidaklah demikian. Dia mengingatkan orang
kepada ajarannya. Dia memberi petunjuk kepada jalan terbaik yang mesti dilalui untuk
mencapainya. Dia sangat senang jika orang bisa melakukannya. Jika dia pernah menyuruh menghancurkan berhala di kota
Mekah, hal itu bukan berarti bahwa orang Quraisy itu sebagai penyebab kesengsaraannya. "Pergilah, karena sesungguhnya kalian adalah orang-orang
yang terbebaskan." Muhammad senantiasa membuka pintu maaf untuk mereka,
sekaligus menjadikan mereka sebagai kekuatan andal yang berkhidmat kepada agama dan umat yang baru. Muhammad
telah membuat contoh dan teladan yang sangat anggun. la menggabungkan antara
kekuatan dan kasih sayang, antara kekerasan dan ampunan. la senantiasa
menganjurkan keharmonisan.
Dapat diyakinkan bahwa Muhammad
adalah pribadi yang paling cemerlang dalam sejarah bangsa Arab, bahkan sejarah
manusia pada umumnya. Dalam dirinya terhimpun berbagai sifat yang tidak
dimiliki oleh siapa pun, baik pribadi sebagai seorang nabi, pemimpin, panglima
perang, pemimpin negara, serdadu perang, orator, guru, maupun administrator.
Kemampuannya berhasil mengendalikan
urusan umatnya, sekaligus mengarahkan mereka ke arah kehidupan dunia dan
suasana keruhanian umatnya yang belum pernah dicapai oleh para nabi sebelumnya.
Sumber : Husayn Ahmad Amin. 2001. Seratus Tokoh Islam Dalam Sejarah Islam. PT Remaja Rosdakarya: Bandung
0 comments:
Post a Comment