Penemu Angka Nol itu
Bernama
Muhammad bin Musa
Al-Khawarizmi
Ilmuwan Islam - Sejarah Islam. Al-Khawarizmi ialah pengembang ilmu
geometrik dengan angka-angka untuk persamaan kuadrat. Dia pula penemu angka
nol sehingga setiap orang kini bisa menghitung demikian banyaknya lewat
bantuan angka nol atau nihil. Apa jadinya jika angka itu tidak ditemukan?
Sayang,
banyak kaum terpelajar di negara berpenduduk mayoritas Islam tidak mengenalnya.
Ruang kelas di sekolah justru mengenalkan matematika atau ilmu hitung termasuk
aljabar melalui ilmu pengetahuan Barat. Tidak mengherankan, kedigjayaan pemikir
Islam pada zaman keemasannya kurang dikenal. Kaum terpelajar Islam lebih
mengenal, misalnya Leonardo Fibonacci yang karyanya justru dipengaruhi
oleh Al-Khawarizmi.
Matematikawan
yang bernama lengkap Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi merupakan
intelektual muslim yang banyak menyumbangkan karyanya dalam bidang matematika,
geografi, musik, dan sejarah. Dia lahir di Khawarizmi
(Khiva), di selatan Amu Darya, pada tahun 780 M, leluhurnya bermigrasi
dan menetap di Qutrubulli, sebuah distrik di bagian barat Baghdad, Irak.
Sejarah
sedikit sekali mencatat masa muda tokoh besar ini. Namun, yang pasti kepandaian
dan kecerdasan pikirannya yang mengantarkan masuk ke dalam lingkungan Darul
Hukama (rumah kebijaksanaan), sebuah lembaga riset dan pengembangan
ilmu pengetahuan yang didirikan Ma'mun ar-Rasyid, khalifah
Abbasiah yang terkenal. Di lembaga tersebut, bersama rekan-rekannya yang tekun
memperdalam disiplin astronomi, ia mengadakan penelitian astronomi.
Karya Al-Khawarizmi
dalam bidang matematika dihasilkan
melalui karya berjudul Hisab al-Jabar wal Muqabla dan Kitabul
Jnma-wat-Tafriq. Kedua kitab tersebut banyak menguraikan tentang
persamaan linear dan kuadrat; kalkulasi integrasi dan persamaan dengan 800
contoh yang berbeda, tanda-tanda negatif yang belum pernah dikenal bangsa Arab
disertai dengan penjelasan dan enam contohnya. Konsep berhitung yang
diciptakannya ini kemudian diperkenalkan oleh Robert Chester ke dalam
ilmu pengetahuan Eropa. Ahli ilmu aljabar Leonardo Fibonacci dari Pisa
pun mengaku berutang pada Khawarizmi.
Khusus
dalam Kitabul Jama-wat-Tafriq yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin Frattati d'Arithmetica, Al-Khawarizmi menerangkan dalam
praktik sehari-hari seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol.
Naskahnya ini menjadi karya gemilang di bidang aljabar. Buku karangannya ini,
yang disadur ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona, digunakan
sebagai rujukan utama hingga abad ke-16 di universitas-universitas Eropa.
Sumbangan Al-Khawarizmi
dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya yang
berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para
ahli matematika Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini.
Adelardi
dari
Bath, pada tahun 1126, menyadur temuan-temuan ilmu pengetahuannya ke dalam
bahasa Latin. Boleh dikatakan bahwa karya-karya Al-Khawarizmi
mempengaruhi kaum pemikir dan ilmuwan lebih jauh pada masa kemudian, seperti Umar
Khayam, Leonardo Fibonacci dari Pisa, dan Jacob dari
Florence.
Selain
dikenal sebagai matematikawan, Al-Khawarizmi dikenal pula sebagai astronom.
Di bawah pengawasan Khalifah Ma'mun, sebuah tim astronom pimpinannya berhasil
menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Riset pengukuran ini dilakukan di
Sanjar dan Palmyra. Hasilnya, 56,75 mil Arab sebagai panjang derajat meridian.
Menurut CA Nallino, ukuran ini hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran
garis tengah bumi yang sebenarnya. Dengan demikian, garis tengah bumi dibuat
menjadi 6.500 mil dan kelilingnya 20.400 mil. Sebuah perhitungan luar biasa
yang bisa dilakukan pada saat itu. Dengan kepandaiannya pula, Al-Khawarizmi menyusun
sebuah buku tentang perhitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.
la juga
menerjemahkan sebuah tabel perhitungan dari India, Sindhata, yang
kemudian diulasnya dengan baik.
Dengan
memerhatikan tabel tersebut dan dari sumber-sumber lain, sebuah tabel karyanya
sendiri sebagai hasil pengembangan menjadi perhatian kalangan astronomi di
Eropa, terutama setelah diterjemahkan Adelardi. Tabel ini kelak menggantikan
tabel Yunani dan India, setelah direvisi astronom Spanyol, Majriti. Ilmuwan
Cina pun mengadaptasi tabel ini, termasuk nilai-nilai ilmu ukur sudutnya serta
fungsi sinus dan tangen.
Masih
berkaitan dengan masalah perhitungan, ternyata Al-Khawarizmi juga
seorang ahli ilmu bumi. Bukunya Kitab Surat al-Ard,
menjadi dasar dari ilmu bumi Arab. Naskah itu hingga kini masih tersimpan di Strassburg,
Jerman. Abdul Fida, seorang ahli ilmu bumi terkenal, menyebut buku itu
sebagai buku yang menggambarkan bagian-bagian bumi yang dihuni manusia karena
dihiasi secara lengkap dengan peta beberapa bagian dunia. CA Nallino,
seorang penerjemah karya-karya Al-Khawarizmi ke dalam bahasa Latin, menegaskan
bahwa tidak ada orang Eropa yang dapat menghasilkan karya, seperti yang
diciptakan oleh Al-Khawarizmi ini.
Tidak hanya
menguasai matematika dan astronomi, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai ahli
seni musik. Salah satu buku matematikanya, dia menuliskan pula teori seni musik,
buku itu diterjemahkan oleh Adelardi pada abad ke-12 dengan judul Liber
Ysagogarum Alchorism. Pengaruh buku ini kemudian menyebar sampai ke Eropa dan
sejarawan Philip K.Hittr menyebutnya sebagai perkenalan pertama musik Arab ke
dunia Barat atau dunia Latin.
Banyak
pujian yang diberikan para sejarawan dan ilmuwan dari Eropa kepada karya-karya Al-Khawarizmi.
Pujian itu antara lain ditulis Phillip K. Hitti, penyusun The History
of The Arabs yang menyebut Al-Khawarizmi sebagai tokoh utama dalam
sejarah awal matematika Arab. Secara lebih luas lagi, sumbangan Al-Khawarizmi
dalam bidang matematika, ditandai dengan memperkenal-kan angka-angka Arab atau
Algoritme ke dunia Barat sehingga diterima di seluruh dunia.
Sejarawan
George Santon begitu memuja Al-Khawarizmi dengan menyebutnya sebagai
salah seorang ilmuwan terkemuka dari bangsanya dan terbesar pada zamannya.
Dengan meninggalkan karya-karya penting dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan,
khususnya matematika dan astronomi, Al-Khawarizmi meninggal pada tahun
846 M.
Sumber: Edi Wardisi. Ilmuwan Muslim yang Mengubah Dunia. 2007.
(Armico: Bandung)
Terima kasih kunjungannya. Semoga bermanfaat.
ReplyDelete