Kasihku, Jaga dan Tutuplah Auratmu
Kasihku
Kelibat mataku memandang tajam
Lantas butiran air mata jatuh berguguran
Melihat nasib pendukung agama,
Yang lemas terus dibawa arus, globalisasi dan "kemodernan"
Kasihku
Wajah yang dulunya bersih, dicoret dengan warna-warni untaian dosa.
Bibir yang dulunya suci, diwarnai berbagai warna yang menggiurkan.
Hijabmu ibarat senjata yang ampuh, turut disalahgunakan.
Kasihku
Tempat yang suci dijadikan medan pertandingan,
dengan pameran busana yang memukau,
gandengan fashion dan warna yang garang,
takkan terlepas dari lirikan mata yang memandang.
Siapa yang lagi menarik?
Siapa yang lagi cantik?
Siapa yang lagi ramai peminat?
Diluar sadar, niat mula berubah, tanpamu mengizinkan.
Kasihku,
Cantiknya wanita itu, bukan karena ramainya lelaki yang memujamu.
Cantiknya wanita itu, bukan karena cantik dan mahalnya pakaian yang menutup auratmu.
Cantiknya wanita itu, bukan karena manjanya nada suaramu.
Cantiknya wanita itu, bukan karena kelembutan yang bukan pada tempatmu.
Cantiknya wanita itu, bukan karena keberanian yang salah di sisi agamamu.
Namun Kasihku
Cantiknya wanita itu terletak pada mukamu yang bersinar dengan cahaya wudhu,
pada hatimu yang penuh rahmah dan taqwa, pada pendirianmu yang tak goyah,
memperjuangkan agamamu, yang semakin hari semakin penat,
karena madrasah utama ummah, hilang arah dan tujuan kehidupan.
Kasihku
Mengapa harus berbangga diri,
Tiada yang tinggal dalam jasadmu,
kecuali rohmu yang suci, janganlah engkau kotorkan dengan belitan nafsu.
Yang menjadi pinjaman pasti akan dipulangkan, kepada Pemiliknya kelak.
Kasihku
Sudah engkau menjadi pengobar fitnah,
yang sudah termaktub sejak beribu tahun dahulu.
Apakah engkau sanggup merealisasikan sebuah fitnah,
yang mampu menggoncang keimanan setiap yang benama lelaki?
Kasihku
Bukan diskriminasi Tuhan,
yang menciptakanmu sedemikian, karena engkau ibarat mutiara yang bernilai.
Yang sewajarnya dijaga rapi setiap ketika.
Selayaknya simpanlah kecantikanmu, kepada yang layak engkau pamerkan.
Bahkan pahala yang bakal dikurnia, jika diberi pada tempatnya dan tepat orangnya.
Sumber: Mutiara Amali Vol 18 Dengan Sedikit perubahan redaksi
0 comments:
Post a Comment