Kemukjizatan Al-Qur'an : Geografi

Welcome to Mata Air Ilmu | Center of Excellence

Kemukjizatan Al-Qur'an : Geografi (Ilmu Bumi)
oleh
Satrio Utama Nopenri
Kemukjizatan Al-Qur'an : Geografi


Artikel Sebelumnya: Kemujizatan Al-Qur'an | Fisika
 
Lapisan Bumi

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu[1].

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menciptakan langit yang memiliki tujuh lapis dan begitu juga dengan bumi, serupa dengan langit. Para ilmuan menemukan bahwa langit mempunyai tujuh lapis yaitu Troposfer, Stratosfer, Ozonosfer, Mesosfer, Termosfer, Ionosfer dan Eksosfer[2]. Tujuh lapis langit itu berada dalam keseimbangan serasi antara satu dan yang lain, masing-masing melaksanakan tugasnya secara teratur[3]. Allah SWT berfirman:

Yang Telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka Lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?[4].

Bumi kita juga dibagi seperti halnya langit, dan kehidupan kita di bumi sangat bergantung pada lapisan-lapisan ini. Lapisan-lapisan tersebut sebagai berikut[5]: Lapisan-lapisan teratas adalah Lempeng Oceania (1), Lempeng Benua (2), Mantel Atas (3), Astenosfer (4), Mantel Bawah (5), Lapisan Inti Luar (6) dan Lapisan Inti Dalam (7). Ini adalah mukjizat yang nyata bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 14 abad yang lalu.

Hujan

Dan kami Telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya[6].

Ayat di atas menyebutkan sifat angin yang berfungsi "mengawinkan" hingga terbentuknya hujan. Dari dulu hingga awal abad 20, satu-satunya yang kita ketahui bahwa angin menggerakkan awan. Penemuan Meteorologi modern telah menunjukkan adanya peran "Mengawinkan" dalam pembentukan hujan[7]. Para pakar meteorologi modern telah menggambarkan tahapan terjadinya hujan dan tahapan yang mereka gambarkan itu cocok dengan proses yang dijabarkan oleh Al-Qur'an[8], surah An-Nur ayat 43.

Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, Kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, Kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan[9].

Fakta lain yang diberitakan dalam Al-Qur'an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur'an surah Az-Zukhruf: Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)[10]. Fakta mengenai hujan yang diturunkan ke bumi menurut kadarnya, sekali lagi ditemukan melalui penelitian modern dengan teknologi yang canggih[11].

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa curah hujan tahunan bumi selalu sama jumlahnya. Diperkirakan dalam satu detik, sekitar 16-17 juta ton air menguap dari bumi, berarti jumlah hujan yang turun per tahun adalah lebih dari 500 triliuan ton[12]. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam suatu siklus yang seimbang menurut ukuran atau kadar tertentu[13].

Kegelapan dan Gelombang di dalam Lautan

Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun[14].

Pembuatan kapal selam dimulai pada abad ke 17. Sebuah kapal yang dikendalikan di bawah air pertama kali dibangun pada 1620 oleh C. Drebber. Kapal selam berkembang cepat dan pada tahun 1954 diciptakanlah kapal selam nuklir[15]. Rata-rata kedalaman lautan adalah 3795 meter[16], tanpa peralatan canggih, manusia tidak akan dapat menyelam lebih dari 50 meter. Pada kedalaman 200 meter, cahaya semakin menghilang, yang ada adalah kegelapan[17].

Dasar lautan dan samudra gelap gulita. Walau sinar matahari terang benderang di permukaan, 200 meter di bawahnya adalah hitam kelam. Selain keadaan yang gelap gulita, ternyata apa yang kita pikirkan selama ini bahwa, ombak hanya terjadi di permukaan laut, dan di bawahnya tenang dan tak bergerak. Pada tahun 1900 para peneliti telah menemukan bahwa, di dasar laut yang gelap memiliki gelombang dan di atasnya ada gelombang-gelombang permukaan[18]. Fakta yang ditemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an bukanlah berasal dari sisi manusia, akan tetapi Al-Qur'an adalah benar-benar kalamullah.

Gunung-Gunung Sebagai Pasak

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu[19].

Bukankah kami Telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai pasak?[20].

Dan dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu[21].
Dan Telah kami jadikan di bumi Ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka[22].

Penelitian yang dilakukan para ahli geologi[23], salah satunya berkaitan dengan struktur bumi yang memiliki tingkat ketinggian tertentu seperti gunung. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa berdasarkan geomorphologi, gunung memiliki fungsi sebagai pasak bagi bumi. Dimana puncak gunung menjadi penahan keseimbangan bumi dari arah atas, sedangkan bagian yang menancap di kedalaman bumi (bagian akar) menjaga keseimbangannya dari bawah dan berhubungan dengan inti bumi. Dr. Frank Press[24], menjelaskan bahwa gunung mempunyai fungsi atau peranan yang sangat penting dalam memperkokoh lempengan bumi. Panjang jari-jari bumi kira-kira 3,750 mil dan kulit bumi sangatlah tipis, kira-kira 1 hingga 30 mil[25]. Karena kulit bumi yang sangat tipis, maka bumi sangat berkemungkinan mengalami guncangan. Gunung-gununglah yang menjadi pasak dan menahan kulit bumi serta menjaga keseimbangannya (kestabilan).

Para ilmuwan menemukan fakta ini pada abad modern, dan fakta ini diterima sebagai hukum dasar dalam geologi. Sungguh sangat menakjubkan bahwa penjelasan Al-Qur'an sangat sesuai dengan data geologis modern[26].

Ada Batas yang Tak Terlihat antara Dua Lautan

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing[27].

Menurut bahasa Arab, kata ”barzakh" berarti pembatas atau pemisah, kata Arab "maraja" secara harfiah berarti keduannya saling bertemu dan bercampur. Dapat disimpulkan bahwa keduanya bertemu dan bercampur, sekaligus terdapat pembatas di antara keduanya[28].

Seorang ahli oseanografi Francis, J. Cousteau, memberikan laporan berikut ini sebagai hasil pengkajiannya terhadap penghalang air:

"Kami mempelajari pernyataan peneliti tertentu tentang penghalang yang memisahkan lautan, dan mengamati bahwa laut Meditarinia memiliki salinitas dan kerapatan yang berbeda serta menjadi tempat hunian bagi flora dan fauna yang khas tempat itu. Kemudian kami meneliti air di samudra Atlantik dan menemukan sifat yang sama sekali berbeda dengan laut Mediterania. Tadinya kami mengira kedua laut yang bertemu di selat Gibraltar mestinya menunjukkan sifat yang serupa dalam salinitas, kerapatan, dan sifat-sifat lainnya. Namun, kedua laut itu menunjukkan sifat berbeda walaupun keduanya berdampingan. Ini sangat mengherankan. Sebuah tabir ajaib mencegah keduanya bercampur. Tabir serupa juga diamati di Bab Al-Mandab di teluk Aden yang bertemu dengan laut merah. Dari pengamatan ini, para peneliti belakangan memperjelas bahwa kedua laut yang memiliki karakteristik berbeda itu memiliki tabir di antaranya [29].

Fakta yang mengejutkan para ahli oseanografi ini telah diungkapkan 14 abad lalu dalam Al-Qur'an. "Dan Sesungguhnya kamu benar-benar diberi Al qur'an dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui[30]."

Footnote:

[1].Al-Thalaq ayat 12
[2]. Caner Taslaman, op. cit., h. 101, Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi, op. cit., h. 58-59.
[3].Ibid., h. 104.
[4]. Al-Mulk ayat 3
[5]. Caner Taslaman, op. cit., h. 106.
[6].Al-Hijr ayat 22
[7]. Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi, op. cit., h. 77.
[8]. Caner Taslaman, op. cit., h. 132.
[9]. An-Nur ayat 43
[10]. Az-Zukhruf ayat 11
[11].Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi, op. cit., h. 79.
[12] .Caner Taslaman, op. cit., h. 135.
[13].Agus Mulyono dan Ahmad Abtokhi,loc. Cit.
[14].An-Nur ayat 40
[15].Caner Taslaman, op. cit., h. 145
[16].MD. Anisur Rahman, op. cit., h. 105.
[17]. Ibid., h. 105-106.
[18]. Caner Taslaman, op. cit., h. 146.
[19].Luqman ayat 10
[20].An-Naba' ayat 6-7
[21].An-Nahl ayat 15
[22].Al-Anbiyaa' ayat 31
[23].Lihat, Dr. Abdul Basith Al-Jamal dan Dr. Daliya Shiddiq Al-Jamal, op. cit., h. 29-30
[24].Lihat, Caner Taslaman, op. cit., h. 148.
[25].MD. Anisur Rahman, op. cit., h. 102.
[26].Ibid
[27].Ar-Rahman ayat 19-20
[28]. MD. Anisur Rahman, op. cit., h. 109.
[29].Lihat, Caner Taslaman, op. cit., h. 143.
[30].An-Naml ayat 6
<![endif]-->

Daftar Pustaka

Abdusyaskir. 2006. Ada Matematika dalam Al-Qur'an. Cetakan I. Malang: UIN Malang Press.
Al-Jamal, Abdul Basith dan Daliya Shiddiq Al-Jamal. 2003. Ensiklopedi Ilmiah dalam Al-Qur'an dan Sunnah. cetakan I.Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar
Al Qattan, Manna Khalil. 2009. Studi Ilmu-ilmu Al-Qur'an. Cetakan XIII. Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.
Ash-Shaabuuniy, Muhammad Ali. 1999. Studi Ilmu Al-Qur'an. Cetakan I. Bandung: Pustaka Setia.
As Sirjani, Raghib. 2010. Pengakuan Tokoh Nonmuslim Dunia Tentang Islam. Cetakan I. Bandung: Syagma Publishing.
Al-Zindani, Abdul Majid bin Aziz, dkk. 2002. Mukjizat Al-Qur'an dan As-Sunnah Tentang IPTEK. Cetakan III. Jakarta: Gema Insan Press
Mulyono, Agus dan Ahmad Abtokhi. 2006. Fisika dan Qur’an. cetakan I. Malang: UIN malang Press
Purnama, Heri. 2001. Ilmu Alamiah Dasar. Cetakan II. Jakarta: PT Rineka Cipta
Rahman, MD. Anisur. 2009. Einstein aja Baca Qur’an 43 Keajaiban Ilmu Pengetahuan yang Terkandung dalam Al-Qur’an. cetekan XII. Yogyakarta: Balqist
Syafi'ie, Imam. 2000.Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur'an: Telaah dan Pendekatan Filsafat.Cetakan I.Yogyakarta: UII Pers
Syahin, Abdul Shabar. 2006. Saat Al-Qur'an Butuh Pembelaan. Jakarta: Erlangga
Taslaman, Caner. 2010. Miracle Of The Quran Keajaiban Al-Qur’an Mengungkapkan Penemuan-Penemuan Ilmiah Modern cetakan.I. Bandung: Mizan
Rahman, Afzalur.2000.Al-Qur'an Sumber Ilmu Pengetahuan. Cetakan III. Jakarta: Rineka Cipta, 2000)
Internet
Sejathi. 2011. Fungsi Ilmu Pengetahuan, http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/2114500-fungsi-ilmu-pengetahuan/. Diakses 19 september 2011
Triantoko ,Koko dan Nur Jamilatul Khafidzoh.2008. Karya Tulis Al-Qur'an: Perilaku Kekerasan dan Upaya Legitimasi Melalui Ayat-ayat Suci Al-Qur'an. http://3an2ro.files.wordpress.com/2008/06/karya-tulis-pdf9.pdf. diakses 19 september 2011
Yahya, Harun.Rahasia Besi. http://www.keajaibanalquran.com/physics_iron.html. Diakses 19 september 2011

 
 To be Continued, Kemukjizatan Al-Qur'an | Biologi
Thanks You For Visiting | Jangan Lupa Comment ya....!
Share on Google Plus

About Unknown

Satrio Utama Nopenri (Rio Anderta)
Kontak:
FB: https://www.facebook.com/RioAnderta
Twitter: @Anderta
Instagram: rioanderta
Email: rioanderta90@gmail.com

4 comments: